Air Terjun Semirang: Belajar Sabar hingga Bertemu Pelangi

Ungaran, kota yang aku pilih kali
ini untuk melihat keindahan alam. Dan tujuanku adalah Air Terjun
Semirang. Lokasinya berada di Desa Gogik, Ungaran, Kabupaten Semarang. Air
terjun ini memiliki keindahan alam yang seperti hutan dan memiliki ketinggian ±
45 meter.
Perjalanan kali ini,
aku ditemani oleh kakak perempuanku, sebut saja Arina. Kami berangkat dari rumah
sekitar jam 7 pagi dan menempuh perjalanan sekitar 1 jam menggunakan motor.
Dulu, kami sekeluarga beberapa kali mengisi
liburan dengan berkunjung ke air terjun ini. Tapi udah lama banget sih nggak ke
Semirang lagi. Maka dari itu, aku sama Arina pengin nostalgia sembari
melepaskan penat.
Dengan mengandalkan
google maps, kami berhasil
sampai di gerbang masuk Semirang. Setelah membayar
tiket masuk, kami segera memulai
melakukan perjalanan menuju ke air terjun tersebut. Perjalanan
sangat menyenangkan, kami ditemani oleh sejuknya suasana hutan dan suara aliran
sungai. Rasa capek berjalan naik turun seakan tidak terasa. Apalagi, belum ada
satupun orang di sana sehingga menambah suasana sunyi, damai, dan menenangkan.
Tapi yang membuat kami
sangat kesal dan geram adalah sampah yang ada di mana-mana. Plis deh,
perjalanan yang harusnya menyenangkan dibuat kesal dengan adanya SAMPAH. Tapi nggak heran juga sih sebenarnya,
tempat wisata di Indonesia yang berkurang kharismanya gara-gara sampah. Aku
kesel aja sih, aku yang selalu nyimpen sampahku sendiri di dalam tas sampai tas
jadi bau. Ehh, ini malah disuguhi pemandangan sampah di mana-mana.
Dengan ditemani
sampah, kami akhirnya sampai di tempat tujuan setelah berjalan kaki sekitar 1,5 km. Jauh ya hehe.
Sayangnya kami tidak sempat menghitung durasi perjalanan.
Kami memutuskan istirahat
sebentar di sekitar air
terjun. Namun, tak lama kemudian beberapa pengunjung lain berdatangan.
Kami pun pindah ke satu-satunya warung yang
buka pada saat itu, membeli beberapa camilan. Namun, kami
dibuat kesal lagi dan lagi. Kali ini bersumber dari sikap ibu pemilik warung. Beliau sangat
judes dan malah mengusir kami karena kami kelamaan di warungnya. Kami kan beli
dan bayar tapi kok diperlakukan seperti itu. Apa boleh buat, kami akhirnya
pergi dan beralih ke air terjun.
Matahari pada siang
itu sedang panas-panasnya, sehingga kami lebih senang berteduh di bawah pohon
dan memandangi air terjun dari kejauhan. Tapi pada akhirnya kami
mencoba mendekati air terjun untuk mengisi air minum dan berfoto ria.
Betapa terkejutnya kami melihat
sebuah pelangi yang
berada tak jauh dari kami berfoto. Kami pun kegirangan
dan mendekatinya untuk
mengambil gambar. Cekrek.

Setelah puas
berfoto dan bermain-main air, kami pun memutuskan untuk beranjak dari tempat
indah tersebut.
Walaupun terdapat kekesalan dalam perjalanan kali ini, aku tetap menikmati dan cukup puas dengan keindahan tempat wisata ini.
Jangan tinggalkan apapun selain jejak, jangan bunuh apapun selain waktu, dan jangan ambil apapun selain gambar.
Itulah pesan yang tepat
untuk perjalanan kali ini,
quotes yang sudah tidak asing lagi terutama buat traveler dan pendaki.
Setelah dari Air Terjun Semirang, aku dan kakakku
berlanjut untuk mendatangi destinasi wisata lainnya. Ke mana kira-kira?



